Halo, hari ini aku akan berbagi pengalaman mendaki Gunung Papandayan,
Jawa Barat.
Perjalanan dimulai pada pagi hari di Jakarta Selatan.
Ketika itu, aku mendaki bersama saudara dekat. Kami berangkat.
Kami melewati Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang penuh truk
asal Sumatra. Mengalami macet di pertigaan tol arah Bandung. Macet berlalu,
kami langsung jalan ke Tol Cipularang.


Tol Cipularang adalah salah satu jalan tol terekstrim di Indonesia,
dengan medan menanjak-menurun dan berkelok cukup tajam, untuk ukuran jalan tol.
Kami sampai di basecamp pada siang hari, setelah melewati jalur alternatif di
dekat Cicalengka.
Di awal trek, perjalanan menembus belerang, yang baunya
dapat membikin pusing. Treknya ringan, tidak seperti di gunung Slamet atau
Mahameru. Kami sampai di Pondok Salada dalam hanya 3 jam.
Kami mendirikan tenda, masak, dan rehat. Anehnya, ada
beberapa motor trail yang diparkir di dekat warung.

Pondok Salada sangat nyaman, aku bangun pukul 2:30 pagi
untuk Summit Attack. Kami berangkat
ke puncak, tapi treknya tidak jelas. Kami melewati hutan mati, yang entah kapan
kebakaran.
Karena trek tidak jelas, kami memutuskan untuk pergi ke
Tegal Alun, sebuah padang edelweis yang sangat indah.

Tegal Alun adalah titik terindah di Gunung Papandayan,
dengan ratusan pohon edelweis. Biasa disebut sebagai surga edelweisnya
Papandayan.
Kami turun ke Pondok Salada 1,5 jam setelah kami sampai di
sana. Turun jauh lebih cepat dari pada naik.
Setelah sampai di Pondok Salada, kami langsung istirahat
sekitar 1,5 jam. Kami turun ke titik awal, untuk naik Goldfren dan langsung
pulang, yang untungnya bebas macet.
Tarif:
Masuk: 1 orang dewasa Rp 20.000, rombongan Rp 18.000
Parkir: Roda 2 Rp. 12.000/hari
Roda 4
Rp 25.000/hari
Roda 6
Rp 110.000/hari
Sepeda Rp
7.000/hari
Sumber:
2.https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwi7-4no-J7nAhX87nMBHfJaAbkQjRx6BAgBEAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.papandayan.info%2F2015%2F11%2Fpondok-salada.html&psig=AOvVaw0aQDN377_kv6eJ33nf52vq&ust=1580046467384666
No comments:
Post a Comment